Posting saya sebelum ini ("Mengganti Pencitraan dengan Meritokrasi", oleh Inggit Sugiarti, www.radarlampung.co.id/read/opini/51600-mengganti-pencitraan-dengan-meritokrasi) benar-benar membuat
saya terhenyak, bahwa negara kita tercinta ini telah membangun suatu sistem
yang dibangun dengan pondasi berbedak tebal. Bukannya struktur pondasi yang
dibuat kokoh dan kuat, tetapi permukaan lantai bangunannya yang dibuat mewah
dan mengkilap.
Semua instrumen bangsa ini telah mengambil
andil atas sistem yang menyilap mata untuk selalu menilai segala sesuatu dari
sisi gemerlap. Penguasa sebagai seorang "leader" tak lebih hanya
mengedepankan citra daripada manfaat yang seharusnya dibuat bagi rakyatnya. Di
sisi lain, mereka sebagai pengusung si penguasa (baca: partai politik), juga
sibuk memoles jagoannya dengan kosmetik yang tak kalah tebal. Bukan kompetensi
lagi yang dicari, tapi kompensasi yang dibidik. Kompensasi yang didapat dari
sebuah kekuasaan lebih menarik bagi para pengusung daripada menciptakan
kehidupan bernegara yang lebih baik seperti yang diamanatkan oleh cita-cita
luhur pendiri bangsa ini.
Bagi saya, disinilah arti penting bagi
"rakyat" dalam menentukan apa yang terbaik bagi masa
depannya. Walaupun rakyat sebagai pemilih juga mempunyai andil bagi jalannya
sistem pencitraan saat ini, sehingga sudah saatnyalah rakyat diberikan pendidikan
politik yang lebih sehat. Sudah tidak jamannya lagi politik uang, politik sembako, ataupun politik intimidasi lainnya.
Rakyat juga harus diberikan kesadaran untuk selalu mendorong para tokoh yang mempunyai kapabilitas dan kejujuran untuk tampil maju dalam mengelola negara ini. Saya 100% yakin dorongan rakyat akan membuat para pengusung dan penguasa/calon penguasa menjadi sadar adanya, bahwa masih ada hati nurani rakyat yang bicara, menyuarakan kejujuran, keadilan dan menuntut perbaikan ke arah yang lebih baik, bagi bangsa tercinta ini. Tuhan pun tidak akan merubah nasib suatu bangsa, melainkan bangsa itu sendiri yang merubahnya. Mari bersama berubah!.
Rakyat juga harus diberikan kesadaran untuk selalu mendorong para tokoh yang mempunyai kapabilitas dan kejujuran untuk tampil maju dalam mengelola negara ini. Saya 100% yakin dorongan rakyat akan membuat para pengusung dan penguasa/calon penguasa menjadi sadar adanya, bahwa masih ada hati nurani rakyat yang bicara, menyuarakan kejujuran, keadilan dan menuntut perbaikan ke arah yang lebih baik, bagi bangsa tercinta ini. Tuhan pun tidak akan merubah nasib suatu bangsa, melainkan bangsa itu sendiri yang merubahnya. Mari bersama berubah!.
No comments:
Post a Comment